Bertrand Russell dari Inggris bertanya “Kalau semua dicipta oleh Allah, siapa yang mencipta Allah?” Ini dijadikan alasan bagi dia untuk menjadi seorang atheis. Ia menganggap agama Kristen adalah agama yang self-defeating. Akibatnya, banyak orang intelektual atheis senang sekali dengan buku itu. Setelah saya baca, saya rasa dia tidak intelek. Dia hanya seorang pandai yang bodoh. Seorang cendekiawan yang bodoh, karena sudah punya presuposisi awal yang sudah salah, yaitu ia percaya Allah bisa dicipta. Kalau Allah bisa dicipta, ia pasti bukan Allah. Kalau Allah adalah Allah, pasti tidak bisa dicipta. Dari usia 26 tahun saya sudah menilai para filsuf, yang logikanya begitu kacau tanpa theologi. Jika Allah bisa dicipta, maka pasti dia bukan Allah. Inilah presuposisi orang Kristen. Maka Allah haruslah Allah. Kalau orang berkata, “semua dicipta maka allah pun harus dicipta.” Di sini kita melihat kesalahan menggeneralisasi sesuatu yang tidak sama. Allah bukan ciptaan, tetapi Pencipta. Maka ciptaan berbeda dari Pencipta. Aristoteles dari sekitar 300 BC sudah membedakan antara semua penyebab dengan penyebab utama, yaitu Penyebab Pertama, yang menyebabkan segala sesuatu, tetap sendiri-Nya tidak disebabkan oleh apa pun. Kemudian di abad 13, Thomas Aquinas memakai apa yang dirumuskan oleh Aristoteles ini di dalam buku theologinya, yaitu Summa Theologica. Di sini Aquinas mencoba membicarakan tentang kebenaran rasional. Kebenaran yang sejati bukanlah kebenaran yang dijadikan objek studi, tetapi Kebenaran itu harus menjadi subjek yang mengajar kita, dan Ia merupakan Pribadi. Allah adalah Kebenaran yang Berpribadi dan Hidup yang menjadi Subjek bagi hidup kita. Ia tidak bergantung penerimaan atau penolakan manusia, disanjung atau tidak disanjung manusia. Allah yang sejati hanya satu, yaitu Allah pada diri-Nya sendiri. Semua ilah-ilah pada filsafat, dalam pikiran manusia, hanyalah bayang-bayang yang semu. Hanya melihat Yesus Kristus barulah kita mengenal Allah yang di sorga. Ini ditegaskan oleh Cornelius Van Til, bahwa ilah yang diperdebatkan di kelas-kelas filsafat hanyalah semu, seperti melihat bulan di kaca, bukan bulan yang di angkasa. Tuhanku adalah Tuhan yang nyata dan sungguh, Tuhan yang hidup. Allah menyatakan kebenaran-Nya dengan firman-Nya. Orang beriman kepada apa yang Allah katakan. Alkitab menyatakan bahwa Abraham adalah Bapa orang beriman. Di sini kita melihat bahwa Allah mulai membicarakan kebenaran Allah melalui wahyu-Nya, di dalam firman. Allah menyatakan firman begitu penting dan merupakan dasar hidup. Kita harus fokus kepada firman, jangan main handphone atau main kuku. Kita harus memperhatikan, harus mendengar firman. Kita harus mendengar bahwa Allah itu esa, dan harus mengasihi-Nya dengan segenap hati dan segenap jiwa kita. Mendengar firman Tuhan merupakan hal penting. Agama Kristen adalah agama mendengar. Kebudayaan Yahudi adalah kebudayaan mendengar. Kebudayaan Yunani adalah kebudayaan melihat. Melihat menemukan ilmu; mendengar menemukan iman. Maka gereja adalah agama yang berkhotbah. Orang yang tidak mementingkan mendengar tidak akan bertumbuh. Tetapi sekarang banyak orang Kristen yang tidak ingin mendengar, tetapi berbicara dan Tuhan yang disuruh mendengar. Ketika Musa turun gunung, ia mendengar suara yang kacau. Yosua menjawab bahwa itu suara perang. Tetapi Musa tahu itu bukan suara perang. Itu suara tidak benar. Di sini kepekaan Musa berbeda dengan Yosua. Musa melihat itu suara praise and worship yang salah. Penyembahan yang menggebu-gebu tetapi kepada allah yang salah, yang disebut YHWH malah adalah lembu. Orang bukan menyembah Tuhan dan mencari kerajaan Allah, tetapi malah mencari kelancaran dan kemakmuran. Doa pada allah tetapi allahnya adalah materi. Pakai musik dan lagu kacau, pelampiasan nafsu yang tidak lagi seperti sedang menyembah Allah, tetapi pemuasan emosi pribadi. Begitu Musa turun melihat mereka menyembah lembu, Musa menghancurkan kedua loh batu yang dituliskan oleh Allah sendiri. Kemarahan Musa sesuai dengan kemarahan Tuhan, maka Tuhan tidak marah ketika dia memecahkan kedua loh batu. Banyak orang mengatakan bahwa menjadi hamba Tuhan harus sabar, tetapi kemarahan seorang hamba Tuhan jika sesuai dengan waktu dan kemarahan Tuhan, Tuhan tidak marah tetapi malah dipakai menjadi hamba yang berkuasa. Ketika Tuhan Yesus marah dan mengusir pedagang di bait Allah, Tuhan tidak marah malah sesuai dengan emosi Tuhan. Jangan sembarangan mengutip lalu marah-marah. Kepekaan Musa menjadi teladan orang yang melayani Tuhan. Jika kuantitas tidak sebaik kualitas, maka semakin besar gereja semakin mempermalukan Tuhan. Ketika Musa melihat semak belukar yang terbakar, ia mendekat dan itulah pertama kali ia mendengar istilah “suci” muncul dan ia harus melepaskan kasutnya. Di situ ia mau mendengar. Lalu Tuhan perintah dia untuk menghadap Firaun dan meminta orang Israel keluar dari Mesir untuk menyembah Allah. Musa langsung menolak. Ia takut menghadap Firaun. Ia tidak mau susah, seperti banyak pemuda saat ini. Ia mengeluarkan banyak alasan dan Tuhan mematahkan setiap alasan. Allah yang sejati hanya satu, yaitu Allah pada dirinya. Semua ilah-ilah pada filsafat, dalam pikiran manusia, hanyalah bayang-bayang yang semu. Kehendak Tuhan tidak akan dibatalkan hanya karena kita menolak. Dia yang memimpin dan memerintah. Kehendak Tuhan yang menentukan panggilan kita, bukan keinginan untuk sukses atau tidak suksesnya pelayanan kita. Siapa yang menyuruhku, itulah permintaan Musa. Musa ingin tahu siapa yang mengutus dia. Allah menjawab Musa “Aku adalah Aku. Aku yang mengutus engkau” untuk membebaskan orang Israel dari perbelengguan Mesir. Ini adalah pengertian akan Allah yang paling mendalam dinyatakan oleh Alkitab. Pernyataan seperti ini tidak ada di dalam konsep filsafat atau agama mana pun di dalam sejarah. Allah adalah Alfa dan Omega, yang ada pada diri-Nya sendiri dan tidak bergantung pada apa pun dan siapa pun. Kalau Allah ada pada diri sendiri, apakah mungkin ada ciptaan yang juga ada pada diri sendiri. Apakah kita percaya ada yang merupakan awal? Saya tanya Mulai kapankah 2 + 2 = 4? Apakah mulai dari ayah kita? Atau 2 + 2 = 4 tidak perlu ada permulaan, karena ada pada dirinya sendiri. Maka ada hal yang tidak perlu ada permulaan. Maka ada eksistensi kontigen dan eksistensi inkontigen. Jadi ada hal-hal yang kontigen, yaitu ada awal dan ada akhir, seperti kelahiran dan kematian seseorang. Tetapi ada hal-hal yang inkontigen, yaitu yang tidak perlu harus ada awal dan atau akhir. Allah tidak perlu harus ada awal atau akhir. Ketika saya hidup yang bersifat kontigen, saya bisa diteruskan oleh anak saya, lalu cucu saya, sehingga menjadi inkontigen yang bergantung kontigen. Tetapi ada inkontigensi yang tidak bergantung pada kontigensi, yaitu Allah. Allah tidak bergantung kepada semua keberadaan kontigen apa pun. Yang kekal tidak membutuhkan awal dan akhir, merupakan keberadaan inkontigen dan menjadi penyebab semua eksistensi kontigen. Allah tidak mungkin berada karena kita percaya. Ketika kita percaya baru Allah ada? Itu mustahil. Juga Allah tidak mungkin menjadi tidak ada karena kita tidak percaya. Allah bersifat kekal, dan yang kekal itu absolut. Maka yang kekal menjadi penyebab yang kontigen. Dengan demikian kita bisa mengenal Allah yang sejati. Amin. … Sumber Sekilas KIN 2015b-04
Penciptaandari tiadalah yang meastikan adanya Pencipta. Yang ada tidak perlu kepada yang mengadakan. Ahli falsafah Islam percaya bahawa alam ini qadim, iaitu dicipta dari sesuatu yang sudah ada. Menurut Ibn Rushd, Al-Ghazali telah terkeliru dengan berpendapat bahawa qadimnya alam sama dengan qadimnya Allah. Pernyataan Alkitab mengenai penciptaan alam semesta sebenarnya telah tuntas sebagaimana di kemukakan dalam Kejadian 1-2. Jenis artikel konsep adalah hasil dari pemikiran atau analisis fenomena yang muncul. Kaum ateis mempercayai bahwa keberadaan alam semesta tidak memiliki awal. Namun orang Kristen mempercayai bahwa alam semesta ini ada karena ada penciptanya. Berdasarkan hal tersebut, artikel ini akan memaparkan konsep penciptaan alam semesta berdasarkan kitab Kejadian untuk menjawab pertanyaan mengenai pencipta alam semesta. Alam semesta ada karena ada penciptanya. Firman Tuhan menyatakan bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari lamanya Yang merupakan suatu fakta Alkitab yang tak terbantahkan sebagai tindakan Allah yang mahakuasa dan keagungan Allah yang menciptakan alam semesta dari yang tidak ada menjadi ada dengan firman-Nya atau creatio ex nihilo. Doktrin penciptaan merupakan landasan iman Kristen yang diuji dalam otoritas Firman Allah yang berkuasa. Pernyataan di dalam Kejadian pasal 1-2 merupakan sanggahan terhadap berbagai teori ilmu pengetahuan dan pandangan filsafat manusia yang bertentangan dengan kebenaran Alkitab. Jadi, dunia ada karena ada penciptanya dan artikel ini menunjukkan bahwa Allah adalah pencipta alam semesta. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Phronesis Jurnal teologi dan Misi p-ISSN 2621-2684 Vol. 5 No. 1, Juni 2022 e-ISSN 2615-4749 TUHAN SEBAGAI PENCIPTA KONSEP PENCIPTAAN JAGAT RAYA BERDASARKAN KITAB KEJADIAN PASAL 1-2 Ririn Valentina Halawa STT Soteria Purwokerto Valenririn75 Abstract God said that the creation of the universe must be complete, as stated in Genesis 1-2. This article is the result of thought and analysis of the creation of the universe. Atheists who do not know God believe that the universe's existence had no beginning. However, Christians believe that the universe exists because of the Creator. The article's purpose is to explain the concept of the creation of the universe based on the Book of Genesis and answer questions about the Creator of the earth. The universe exists because there is a Creator. In this case, Allah states that the world was created in six days. The reality of God's activity and the Word of God cannot be denied as the glory of God who created the universe, namely the heavens and the earth, ex nihilo. Creationism is the foundation of Christianity, as evidenced by the powerful authority of God's Word. Genesis 1-2 describes arguments against and refutation of Science's claims and philosophical views that contradict the validity of the Bible. Thus the existence of the world is because of the Creator. This article shows that God is the Creator of the universe, so the universe exists. Keywords God, the universe, providence, creation Abstrak Allah berfirman bahwa penciptaan alam semesta pasti lengkap, seperti yang dinyatakan dalam Kejadian 1-2. Artikel ini merupakan hasil pemikiran dan analisis penciptaan jagat raya. Ateis yang tidak mengenal Tuhan percaya bahwa keberadaan alam semesta tidak memiliki awal. Akan tetapi orang Kristen percaya bahwa alam semesta ada karena Sang Pencipta. Tujuan dari artikel ini menjelaskan konsep penciptaan alam semesta berdasarkan Kitab Kejadian dan menjawab pertanyaan tentang pencipta bumi. Alam semesta ada karena ada Pencipta. Dalam hal ini, Allah menyatakan bahwa dunia dicipta selama enam hari. Hal ini merupakan realitas aktivitas Allah dan Firman Allah atau Sabda Allah yang tidak dapat disangkal sebagai kemuliaan Tuhan yang menciptakan alam semesta yakni langit dan bumi secara ex nihilo. Kreasionisme adalah dasar dari Kekristenan, sebagaimana dibuktikan oleh otoritas Firman Tuhan yang kuat. Dalam Kejadian 1-2, menjelaskan argumen tentang pertentangan dan sanggahan klaim Sains, dan pandangan filosofis yang bertentangan dengan keabsahan Alkitab. Dengan demikian keberadaan dunia karena adanya Sang Pencipta. Artikel ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Pencipta alam semesta, sehingga jagat raya ada. Kata Kunci Allah, alam semesta, pemeliharaan, penciptaan Submit 28-01-2022 Review 10, 18-02-2022 Revisi 06-06-2022 Diterima 09-06-2022 Layout 25-06-2022 Terbit 30-06-2022 TUHAN SEBAGAI PENCIPTA TUHAN SEBAGAI PENCIPTA JAGAD RAYA BERDASARKAN KITAB KEJADIAN PASAL 1-2 Ririn Valentina Halawa 16 I. Pendahuluan Dunia ada karena ada penciptanya. Banyak orang yang tidak paham siapa pencipta bumi yang sebenarnya. Asal mula alam semesta menjadi daya tarik dalam ilmu pengetahuan di bidang sains, arkeologi bahkan di bidang agama. Sejarah sains telah menandai kemajuan pemikiran manusia dalam mengkonseptualisasikan sekitarnya serta menjelaskan cara manusia dalam menemukan jawaban atas dasar pertanyaan yang berkaitan dengan waktu, bagaimana dunia diciptakan? Apa dan mengapa dunia ada? Itu dimulainya keberadaan sebagai masalah awal dan mendasar selalu melibatkan pikiran manusia. Ilmu eksperimental, teori big bang yang diajukan oleh fisikawan kontemporer Stephen Hawking menarik banyak mata. Dia menganggap big bang sebagai yang mutlak awal keberadaan dan titik penciptaannya. Dari sudut pandang Hawking, tidak ada kebutuhan bagi Tuhan untuk menciptakan alam semesta, terlepas dari materi dan hukum fisika. Keberadaan dan ketidakberadaan keduanya perlu dibuktikan, karena hanya yang dapat dibenarkan yang bisa menjadi jawaban yang benar untuk pertanyaan yang muncul di benak manusia untuk masalah alam semesta dan bagaimana hal itu dimulai. Di sisi lain, bukti harus didasarkan pada kriteria rasional dan ilmiah, serta pada persamaan logis, dan bebas dari kekeliruan, jika tidak maka tidak akan diterima. Dengan demikian, kurangnya aspek ilmiah akan mempertimbangkan validitas rasional dan akseptabilitas suatu teori pertanyaan. Hawking menekankan teori big bang sebagai teori praktis, dengan demikian menjawab pertanyaan tentang bagaimana alam semesta dimulai. Menurut Hawking, ideologi ini memiliki berbagai hasil yang terkait dengan konsep Tuhan dan awal keberadaan. Dia percaya bahwa semua keberadaan universal terdiri dari material, energi, dan hukum fisika akhirnya mengarah pada kemandirian. Metafisik keberadaan Tuhan untuk penciptaan alam semesta. Ini logis, didasarkan pada hipotesis bahwa teori big bang tidak dapat bersikap positif tentang ada atau tidaknya Tuhan. Namun, masalah utama adalah kemungkinan menggantikan Tuhan dalam big bang. Ekspresi dari argumen Hawking's terdistorsi oleh kekeliruan detail komposisi atau penulisan, yang tidak memiliki rasionalitas filosofis dari sudut pandang filosofis. Penjelasan tentang apa Hawking's memberikan perbedaan yang tidak konsisten dan topik ini menyoroti big bang disebut sebagai titik awal penciptaan alam semesta yang tidak akurat. Sains memang telah berusaha menjawab seputar isu penciptaan jagat raya, tetapi lantaran ilmu pengetahuan hanya berkecimpung pada pada pengetahuan realitas saja, akan tetapi sains hanya berkecimpung di dalam empiris saja, maka penelitian terhadap asal mula alam semesta dan tidak dapat menjawab sepenuhnya asal mula keberadaan alam semesta. Filsafat tidak bisa menaruh solusi yg memuaskan lantaran menyangkal sepenuhnya konsep penciptaan. Pemecahan rahasia yang bersumber dari alam semesta, wajib berdasarkan Firman Tuhan dan wajib diperoleh menggunakan keyakinan Ibr. 113. Firman Tuhan menerangkan bagaimana dan mengapa terjadi keberadaan jasmani dan rohani. Doktrin pembuatan alam semesta yang mengafirmasi distingsi antara proses terbentuknya dunia dan ciptaan-Nya, adalah titik awal dari agama yang sejati. Dengan demikian,ditunjukkan bahwa tidak ada eksistensi tanpa “What If the Universe Had No Beginning? Live Science,” accessed February 16, 2022, Mir Mehdi and Behboodi Tolon, “Explanation of Stephen Hawking ’ s Fallacy of the Big Bang Theory and Denial of the Existence of God” 15 2021.2. Donald J. Wilcox, “Science and Creation in the Middle Ages Henry of Langenstein d. 1397 on Genesis,” History Reviews of New Books 4, no. 10 1976 224–224. Phronesis Jurnal teologi dan Misi p-ISSN 2621-2684 Vol. 5 No. 1, Juni 2022 e-ISSN 2615-4749 17 Allah, dan pencipta yang dikenal dengan benar melalui penyataan. Jadi, penciptaan adalah tindakan dan sumber asal yang adalah dasar dari semua wahyu ilahi dan dari semua kehidupan religius dan etis. Dalam sudut pandang teologi menyatakan bahwa jagat raya diciptakan langsung oleh Allah. Alkitab adalah Firman Allah dan merupakan sumber doktrin dari kekristenan yang menjadi otoritas tertinggi dalam kehidupan. Tulisan dalam Alkitab ada dikarenakan Roh Kudus yang mengarahkan manusia pilihan-Nya sebagai penerus kebenaran wahyu Allah. Doktrin Tritunggal adalah ajaran tentang kekristenan yang merupakan bahan polemik baik dalam lingkup Kristen maupun di luar lingkup Kristen karena sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. Ilmuwan berusaha mengkaji hakikat alam dengan berbagai pendekatan. Teori penciptaan didasari dan dipengaruhi dengan paradigma keilmuan setiap orang. Sebagian ahli membenturkan beraneka teori jagat raya dan menyebabkan kontradiksi. Sementara di sisi lain dalam perspektif sains memandang bahwa jagat raya ada dengan sendirinya. Akan tetapi, perspektif Alkitab tentang penciptaan jagat raya sesungguhnya tidak dilihat dari pembentukannya, namun dari pandangan dilihat dari bagaimana peristiwa itu dinyatakan. Dalam teologi masalah penciptaan jagat raya berhubungan dengan kepercayaan, dan masalah ini akan salah kaprah apabila memiliki persepsi yang tidak benar karena akan melahirkan pengertian dan kepercayaan yang salah sehingga dapat menjerumuskan manusia, khususnya agama Kristen. Secara universal masalah penciptaan tidak hanya berkaitan dengan masalah alam fisik, tetapi juga metafisik. Asal dari penciptaan jagat raya sangat urgen bagi umat Kristen baik secara teologi maupun secara filosofis. Tuhan adalah pencipta alam semesta, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Kejadian 1-2 dan dunia ada karena ada penciptanya dan artikel ini menunjukkan bahwa Allah adalah pencipta jagat raya. II. Metode Penelitian Alur penulisan yang dioperasikan dalam penulis artikel ini adalah metode literatur. Penelitian Kepustakaan dilaksanakan dengan menggunakan literatur dari penelitian literatur, menurut Danial dan Warsiah, adalah penelitian yang mengumpulkan dan mengkaji sejumlah karya. Alkitab, artikel, dan jurnal digunakan sebagai sumber tulisan untuk menyelidiki konsep asal usul alam semesta menurut Kejadian Pasal 1 dan hal ini, studi literatur yang dilakukan oleh peneliti antara memutuskan topik penelitian dan merumuskan rumusan masalah mengumpulkan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis Fanny, Saat Iman dan Akal Berbenturan Jagat raya Menurut Alkitab dan Evolusionisme, April 2017 1. Djonly J. R. Rosang, “Studi Kritik Teori Penciptaan Dalam Kejadian 11-2 Suatu Kajian Terhadap Argumentasi Teori Celah,” HUPERETES Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 1 2019 62–78. Rizal Septa Wahyu Hartanto and Hasan Dani, “Studi Literatur Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Software Autocad,” Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan 2016 1–6. Poppy Yaniawati, “Penelitian Studi Kepustakaan,” Penelitian Kepustakaan Liberary Research, no. April 2020 15. Eka Diah Kartiningrum, “Panduan Penyusunan Studi Literatur,” Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit, Mojokerto 2015 1–9. TUHAN SEBAGAI PENCIPTA TUHAN SEBAGAI PENCIPTA JAGAD RAYA BERDASARKAN KITAB KEJADIAN PASAL 1-2 Ririn Valentina Halawa 18 dimana penulis membahasnya dalam bahasa yang dapat dipahami oleh karena itu, dalam penelitian ini, penulis menerapkan beberapa prosedur umum. Artinya, secara sistematis mengidentifikasi semua teori, menemukan literatur, dan menganalisis dokumen yang berisi informasi tentang subjek yang bersangkutan. III. Pembahasan Penciptaan Jagat raya Teori big bang adalah teori mutakhir tentang penciptaan alam semesta. Teori big bang yang diadvokasi oleh Abbe Georges Lemaitre menyatakan bahwa jagat raya lahir dari keadaan yang sangat keras dengan kepadatan kisaran 13,7 juta tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, teori ini dikembangkan oleh astronom dari Amerika Serikat yaitu Edwin Hubble, pada awalnya bintang-bintang berkumpul di satu titik massa yang dikenal dengan volume nol. Namun, pada suatu waktu volume nol itu meledak dan mengembang. Selanjutnya terjadi letupan dahsyat di volume nol maka semua galaksi dan bintang-bintang mengalami perpindahan cahaya bintang-bintang yang mendekati spektrum merah. Dengan kata lain, perpindahan yang terjadi akibat ledakan dahsyat mengakibatkan bintang-bintang menjauhi bumi dan perlahan-lahan saling menjauh satu sama lain. Dalam hal ini dijelaskan bahwa bumi berkembang tetapi mempertahankan kepadatan rata-rata yang konstan. Objek terus diciptakan untuk membentuk bintang dan galaksi dengan kecepatan yang sama, sehingga mustahil untuk mengamati objek di langit sebagai akibat dari jarak yang jauh dan gaya surut. Tetapi kelemahan teori big bang tidak dapat menjelaskan bagaimana akhir jagat raya berakhir. Jika jagat raya ini bersumber dari ledakan besar, pasti ada sisa radiasi dari ledakan yang mengelilingi seluruh dunia, termasuk alam. Sehingga, teori ini tidak bisa memberi penjelasan dengan jelas mengenai keadaan alam semesta, tetapi teori ini menjelaskan perubahan-perubahan umum di alam semesta sejak pembentukannya. Penciptaan alam semesta dituliskan dalam Alakitab. Kitab Kejadian memulai dengan kalimat pembuka, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi Kej. 1 1.” Allah menyatakan diri-Nya melalui penciptaan Maz. 192. Penciptaan menunjuk kepada eksistensi Allah dan tanggung jawab manusia. Sebagaimana dituliskan dalam Roma, “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih”Rom. 120. Allah berbicara dan dunia jadilah. Melalui firman Tuhan langit dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya dan segala tentara-Nya. Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi, Dia memberi perintah, maka semuanya ada” Maz. 336,9. Allah menciptakan dunia dalam enam hari dalam arti sebenarnya. Demikian Alkitab menerangkan, "Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya Kel. 2011.Melalui siapa Tuhan menciptakan segalanya? Inilah yang dikatakan Alkitab, segala A A Nurlita, “Studi Literatur Pengaruh Hasil Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Dan Hasil Belajar Kewirausahaan Terhadap Keputusan Rencana Karier Peserta,” Prosiding Seminar Nasional UNS Vocational Day 2016 140–144. “Mengenal 5 Teori Terbentuknya Alam Semesta - Gramedia Literasi,” accessed February 15, 2022, “Penciptaan accessed February 14, 2022, “Makalah Agama Kristen Makalah Tentang Penciptaan,” accessed January 27, 2022, Phronesis Jurnal teologi dan Misi p-ISSN 2621-2684 Vol. 5 No. 1, Juni 2022 e-ISSN 2615-4749 19 sesuatu dijadikan melalui Dia dan untuk Dia Kol. 116. Segala sesuatu dijadikan oleh-Nya, dan tidak ada yang dijadikan tanpa Dia” Yoh. 13. Tuhan yang menciptakan langit berfirman, Dialah Tuhan yang membentuk dan menciptakan. Jadi, Dia tidak mengosongkannya, tetapi menjadikannya berpenghuni Yes. 4518. Pada awalnya, Tuhan menciptakan segala sesuatu di bumi dalam dalam jangka enam hari lamanya. Dalam hal ini 24 jam dalam sehari. Pada hari pertama pembentukan jagat raya dan bumi, hari kedua adalah langit dan atmosfer, hari ketiga adalah benua, dan semua tumbuhan, bintang, dan benda langit, termasuk matahari dan bulan, adalah hari ke-4, hari ke-5 adalah burung makhluk air, semua hewan dan manusia di bumi hari ke-6. Manusia adalah makhluk khusus yang diciptakan menurut gambar Allah. Keserupaan tersebut menjadikan manusia bertanggung jawab atas pelestarian dan penaklukan Kejadian 126 frasa “baiklah Kita” adalah frasa yang menunjukkan orang pertama jamak, artinya membuat. Kata kita dalam kalimat ini adalah abdi Tuhan yang lain yang menjelaskan keberadaan-Nya sendiri. Secara mutlak menunjuk pada ketritunggalan Allah dengan oknum pribadi Allah yang adalah tiga pribadi dalam satu esensi. Pribadi Allah Bapa, pribadi Allah Anak dan pribadi Allah Roh Kudus. Pribadi Allah disebut Bapa karena Dia adalah Sumber dari segala sumber. Pribadi Anak Allah, disebut anak karena pribadi ini diperanakkan dari Allah Bapa yaitu Firman Allah atau perkataan Allah. Anak Allah atau Firman Allah menjelma menjadi manusia supaya manusia dapat mengenal Allah, menyatu kepada Allah. Roh Allah juga pribadi yang keluar dari Allah untuk menyalurkan kasih Allah Bapa kepada Anak Allah, dan juga kasih Anak Allah kepada Allah Bapa, juga kasih Allah kepada manusia dan seluruh ciptaan-Nya, serta kasih manusia kepada dalam prinsipnya Pencipta adalah Allah yang ilahi, eksistensi Allah yang Esa dan tidak terdapat pencipta selain berdasarkan Allah. Dunia awalnya kosong dan mengalami kekosongan tanpa bentuk. Ketika terjadi kekacauan di bumi dan samudera raya, Allah membiarkannya begitu saja. Keberadaan Roh Allah yang memperbaiki kekacaubalauan dunia. Roh Allah dalam bahasa Ibrani adalah we ruah Elohim. Ruah berarti roh, napas, angin dan kuasa. Namun beberapa ahli mengatakan bahwa lebih tepatnya adalah angin. Roh Allah tidak dapat dihalangi ke mana akan berhembus dan tidak kelihatan secara mata jasmani yang berkuasa secara luar biasa. Roh Tuhan yang mengambang di permukaan air menunjukkan bahwa bumi yang diciptakan Tuhan berada di bawah air, tetapi tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup kecuali diperintah oleh roh Tuhan. Roh yang Allah yang melayang di atas air digambarkan seperti burung yang mengerami telurnya supaya menghasilkan burung. Demikianlah cara Roh Kudus memperbaiki keadaan yang kacau balau itu. Agustinus dari Hippo mengatakan Alkitab menyebut langit dan bumi sebagai materi dari jagat raya tidak diubah dari bentuk dan sifat yang indah dari perintah Tuhan. Dalam hal ini manusia perlu memeriksa struktur dunia dan merenungkan seluruh jagat raya, bukan dari kebijaksanaan dunia tetapi dari apa yang Tuhan ajarkan kepada hamba-Nya, ketika hamba-Nya, saat Dia berbicara kepadanya secara pribadi tanpa teka-teki. Dengan demikian dunia dicipta oleh Allah. Rosang, “Studi Kritik Teori Penciptaan Dalam Kejadian 11-2 Suatu Kajian Terhadap Argumentasi Teori Celah.” Roy Charly HP Sipahutar, “Penciptaan Dalam Sastra Hikmat Perjanjian Lama Serta Implikasinya Bagi Pemeliharaan Alam,” Fidei Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 3, no. 2 2020 202–227. George Arthur ed board Buttrick, ―The Interpretters Bible, New York Nashville Abingdon Press, 1952, 483. MA Jonar H. Situmorang, Matinya Teori Evolusi Yogyakarta ANDI, 2006.162. TUHAN SEBAGAI PENCIPTA TUHAN SEBAGAI PENCIPTA JAGAD RAYA BERDASARKAN KITAB KEJADIAN PASAL 1-2 Ririn Valentina Halawa 20 Sacred writing called paradise and soil that amorphous matter of the universe, which was changed into shaped and wonderful natures by God’s inexpressible command…. This paradise and soil, which were confounded and blended up, were suited to get shapes from God their semesta adalah ciptaan Tuhan. Dasar pemahaman ini ada dalam Kejadian 1 dan 2, yang menunjukkan bahwa alam semesta ada karena adanya Tuhan, yakni Sang Pencipta. Dunia ini adalah bukti bahwa ia diciptakan dan bahwa Tuhan ada dan memerintah. Memahami sains memang baik, tetapi kita juga harus percaya pada wahyu Tuhan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian, keberadaan dunia menunjukkan bahwa Allah ada. Jagat raya diciptakan oleh Tuhan dan terdiri dari unsur-unsur seperti bumi, air, udara, tumbuhan, hewan, dan Kejadian 11, ditulis dengan awalan "pertama". Dengan kata lain, itu adalah awal dari penciptaan alam semesta. Kata asli untuk "buat" adalah bara. Bara merupakan kata kerja yang mengungkapkan konsep penciptaan mutlak. Kata kerja Ibrani qal berasal dari orang pertama jamak. Artinya, ini hanya digunakan dalam Perjanjian Lama untuk mewakili pekerjaan Tuhan. Manusia tidak pernah digunakan sebagai subjek dari verba ini. Sang Pencipta adalah nama pertama yang Allah nyatakan kepada manusia mengenai diri-Nya di dalam Alkitab. Kejadian 11 menunjukkan siapa Allah kepada manusia. Dia adalah Sang Pencipta. Karena semua dibuat oleh Tuhan, dan tidak ada yang dijadikan tanpa Allah Yoh. 13. Tuhan memberi kehidupan dan segalanya dari ketiadaan. Kisah penciptaan adalah sebuah teorema penciptaan bukan sebuah teori penciptaan. Hal ini dikarenakan, penciptaan secara teoritis bukanlah pengamatan langsung, dan kisah penciptaan adalah aksioma dari keberadaan dunia. Jagat raya dan seluruh isinya adalah ciptaan. Adanya Pencipta menunjukkan keberadaan dunia dan segala isinya. Penciptaan jagat raya tidak dapat diverifikasi. Alur verifikasi adalah buktinya. Penciptaan menekankan Pencipta. Sang Pencipta dibuktikan dengan adanya ciptaan. Namun, pencipta adalah aktor dalam penciptaan dan Sang Pencipta tidak dapat diamati menggunakan objek indra. Allah tidak dapat dilihat, dan diraba. Dia adalah Sang Pencipta. Dalam Alkitab, istilah penciptaan digunakan dalam dua cara yakni proses jadi dan tidak jadi. Proses jadi dilakukan secara independen melalui Allah demikian Tuhan melakukan semua hal yang terlihat dan tidak terlihat untuk keagungan Allah, tanpa menggunakan bahan yang awalnya lebih dahulu ada dalam penciptaan dunia dan untuk tujuan sekunder. Oleh karena itu, penciptaan langsung adalah tindakan bebas Allah, dan tiga anggota Tritunggal Allah, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, bekerja sama dalam penciptaan langsung. Penciptaan langsung bukan pembentukan ulang bahan-bahan yang sudah ada dahulu, melainkan tindakan Tuhan secara langsung yang “Matthew 1 - Catena Bible & Commentaries,” accessed January 27, 2022, “PANDANGAN AGAMA KATOLIK TERHADAP ALAM SEMESTA – Character Building,” accessed October 5, 2021, Henry C Thiessen, Teologi Sistematika Jawa Timur Gandum Mas, 2015. Leo Agung and Srie Gunawan, Antara Teorema Penciptaan dan Teori Evolusi, Logos, Jurnal Filsafat-Teologi Vol. 17, 2020 3. LEDY MANUSAMA, “Allah Dan Alam,” KENOSIS Jurnal Kajian Teologi 1, no. 2 2019 187–203. Archimandrite Kallistos Ware, THE ORTHODOX WAY, vol. 148 America Eerdmans Printing Co, 1986. Phronesis Jurnal teologi dan Misi p-ISSN 2621-2684 Vol. 5 No. 1, Juni 2022 e-ISSN 2615-4749 21 juga langsung menunjukkan hasil. Penciptaan ini mencakup segala sesuatu, tidak hanya meliputi segala materi, namun mencakup sesuatu yang bukan materi. Penciptaan langsung jagat raya dalam kalimat pembuka Alkitab menyatakan bahwa Allah pertama kali menciptakan langit dan bumi Kej. 11. Berdasarkan pernyataan ini, alam semesta tidak permanen, terbentuk dari materi yang ada, bukan oleh prinsip-prinsip kausal universal, atau oleh tindakan penciptaan langsung Tuhan. Alam semesta yang diciptakan atau ex nihilo berarti penciptaan yang terjadi tanpa menggunakan materi yang ada. Di sisi lain, penciptaan tidak langsung adalah kegiatan Tuhan dan juga disebut penciptaan, tetapi tidak berkembang dari tindakan tidak ada atau ex nihilo. Dengan tindakan ini, Tuhan membentuk, mengadaptasi, menggabungkan, atau memodifikasi materi yang tersedia. Penciptaan tidak langsung dari alam semesta saat ini adalah karena ketidaksempurnaan yang disengaja dari tindakan yang terjadi untuk menciptakan alam. Dalam Kejadian 12, dapat dilihat bahwa bumi tidak berbentuk dan kosong. Kegelapan total menutupi laut. Kemudian seperti sekarang ini, penciptaan alam semesta terjadi. Doktrin penciptaan ini mewakili kesimpulan teologis dari iman Kristen dan memperkenalkan pernyataan pertama dari Alkitab. Kejadian 11 menunjukkan bahwa seluruh kepercayaan dalam iman Kristen adalah seluruh ciptaan bahwa dunia diciptakan, dan permulaan dari mereka yang mengetahui keberadaan Tuhan ada dalam segala sesuatu yang Tuhan ciptakan dengan indah dan sempurna. Pencipta terbaik yang menciptakan segala sesuatu yang ada. Awalnya manusia mengetahui adanya. Tidak ada yang lebih mampu daripada Tuhan, yang membuat segala sesuatu menjadi ada. Pemeliharaan Jagat Raya Providensia berarti pemeliharaan Allah akan jagat raya terhadap segala hal dan mengarahkan ke tujuan yang direncanakan. Setelah Allah menciptakan jagat raya, Ia tidak meninggalkannya begitu saja tanpa dipelihara-Nya. Fakta ini dinyatakan dalam Mazmur 93, Tuhan adalah Raja, ia memerintah segala makhluk. Mazmur 121 menyatakan bahwa Allah menjaga, dalam Ibrani 13 Allah menopang segala yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak pernah membiarkan ciptaan-Nya, namun ia selalu menjaga dan memelihara segala sesuatu. Segalanya terjadi atas kehendak Allah, Ia memakai manusia sebagai alat untuk melakukan perintah-Nya Kej. 126-28; 215, tetapi pada dasarnya, Allah mengarahkan manusia kepada hal yang Ia rencanakan. Manusia harus bekerja, karena itu ada perintah Allah dan Allah memberi kemampuan kepada manusia agar dapat melakukan perintah Allah. Pekerjaan preservasi atau pemeliharaan Allah perlu dibedakan dari pekerjaan penciptaan, meskipun keduanya tidak dapat dipisahkan. Preservasi adalah karya ilahi yang agung dan mulia yang tidak kalah dari menciptakan segala hal yang baru dari yang tidak demikian penciptaan melahirkan eksistensi dan preservasi adalah presistensi di dalam eksistensi. Providensia Allah dalam bentuk tertentu dikenal oleh semua manusia, meskipun hal ini merupakan pemeliharaan yang penuh anugerah dari Allah. Pemeliharaan ini mencakup seluruh umat-Nya. Tuhan menyebabkan semua Thiessen, Teologi Sistematika. Rosang, “Studi Kritik Teori Penciptaan Dalam Kejadian 11-2 Suatu Kajian Terhadap Argumentasi Teori Celah.” 4. Juliman Harefa, “Makna Allah Pencipta Manusia Dan Problematika Arti Kata Kita’ Di Dalam Kejadian 126-27,” EPIGRAPHE Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani 3, no. 2 2019 107. TUHAN SEBAGAI PENCIPTA TUHAN SEBAGAI PENCIPTA JAGAD RAYA BERDASARKAN KITAB KEJADIAN PASAL 1-2 Ririn Valentina Halawa 22 peristiwa di alam fisik, spiritual, dan moral untuk melaksanakan rencana Tuhan. Inilah strategi dan rancangan utama Tuhan dalam penciptaan dunia ini. Hal ini menunjukkan segala sesuatu bersumber dari perintah atau tujuan Tuhan untuk menciptakan seluruh alam semesta. Tuhan adalah yang berdaulat, akan berkelanjutan memelihara seluruh karya-Nya, dengan memberikan kemampuan bagi manusia untuk memelihara bumi. Pemeliharaan berarti tidak hanya menyelamatkan apa yang dihancurkan dan diciptakan, tetapi juga bekerja untuk mencegah ciptaan Tuhan dihancurkan. Hakikat Tuhan dan alam semesta adalah bahwa Tuhan tidak hanya pribadi dengan kepribadian, kebijaksanaan, kemurahan hati, dan kekuasaan, tetapi juga Pencipta dan pemilik alam semesta, sehingga sangat besar dalam dirinya sendiri. dia punya. Kaum teis mengakui bahwa Tuhan memelihara alam semesta yang Ia ciptakan dengannya, tetapi tidak semua setuju dengan metode yang digunakan Tuhan untuk melaksanakannya. Bahkan, ada satu teori yang menentang apa yang diusulkan Teori Pantheisme Pantheisme tidak mengenal distingsi akan kehadiran dari Allah dan keberadaan dunia secara idealistis. Pandangan ini menyatakan bahwa tidak ada ruang dan waktu dalam penciptaan. Hal ini menolak kehadiran karena itu, menghadapi pantheisme ini adalah tugas teologi Kristen untuk mempertahankan kebenaran bahwa dunia ada karena dicipta oleh Sang Pencipta yaitu Allah. Teori Deistik Deisme menggambarkan tindakan melestarikan alam seperti yang didefinisikan oleh hukum alam. Pandangan ini percaya pada Tuhan, tetapi tidak ada sistem ibadah. Hal ini membuat deis dikenal sebagai penganut agama alam. Teori ini menyatakan bahwa Tuhan telah memberikan kekuatan yang cukup untuk menciptakan alam semesta dan kemudian mempertahankan keberadaannya sendiri. Karena itu, alam semesta adalah mekanisme luar biasa yang dapat mempertahankan dirinya sendiri, dan Tuhan hanya melihat cara kerjanya tanpa kemampuan langsung untuk memeliharanya. Tapi anggapan ini salah. Sebab, adakah mesin yang bisa dioperasikan terus menerus dengan sendirinya? Tuhan tidak meninggalkan alam semesta ciptaanNya. Orang Kristen percaya bahwa ada pernyataan khusus tentang Tuhan di dalam Alkitab. Tuhan menjadi manusia Yesus Kristus melalui kelahiran ajaib, dan bahkan melalui tindakan supernatural dan kelahiran kembali Tuhan di zaman manusia, Tuhan menjawab doa kita dan Tuhan mengganggu situasi di bumi. Sehingga, dari paradigma Kristen, teori ini sama sekali tidak memadai. Teori Persetujuan Pernyataan dalam dasar alkitabiah adalah teori persetujuan. Teori ini mengandaikan bahwa kehendak Tuhan memungkinkan aktivitas material dan spiritual. Kehendak Tuhan bukanlah satu-satunya kekuatan di alam semesta, tetapi kekuatan dan manusia tidak dapat ada tanpa persetujuan Tuhan Kis 1728; 1Kor. 126. Allah S. Maresius, The Consolation of Herman Bavinck, Dogmatika Riformed Surabaya Momentum, 2012. Yohanes Yotham, “Iman Dan Akal Ditinjau Dari Perspektif Alkitab,” Jurnal Simpson Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 2, no. 1 2015 37–70. Phronesis Jurnal teologi dan Misi p-ISSN 2621-2684 Vol. 5 No. 1, Juni 2022 e-ISSN 2615-4749 23 memberikan mandat untuk manusia, namun manusia harus bertanggung jawab atas kuasa itu yang ia pakai dan berbuat jahat sehingga manusia jatuh di dalam dosa. Mandat Budaya Taman Eden dikisahkan dalam kitab Kejadian, merupakan tempat yang diimpikan oleh seluruh umat manusia. Namun, manusia tidak mematuhi perintah Allah dan jatuh ke dalam dosa. Manusia diberi tugas dalam Kejadian 126 untuk menguasai artinya manusia tidak hanya menggunakan sumber daya yang ada, namun mengusahakannya untuk menjadi lebih baik. Manusia dianugerahkan kemampuan dan kehendak bebas di bawah kontrol Allah yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kehendak Allah. Dalam pemeliharaan Allah tidak menyamakan manusia sama dengan robot, karena robot tidak memiliki pikiran, perasaan dan kehendak seperti manusia. Perasaan dan kehendak manusia ini mengacu pada pengertian nyata dari pikiran dan perasaan manusia, yang menjadi realita perwujudan dari tindakan dalam dunia yang nyata dan bertanggung jawab atas pemeliharaan diri. Kehendak bebas ini menjadi tindakan manusia yang menjadi alat dalam menjalankan perintah Allah agar tujuan pemeliharaan Allah tercapai. Pengenalan manusia akan Allah diketahui melalui wahyu umum dan khusus adalah dua strategi yang digunakan Tuhan dalam. Wahyu umum atau keseluruhan mengungkapkan kebenaran universal tentang Tuhan yang dapat diketahui jagat raya. Wahyu khusus mengungkapkan kebenaran Tuhan yang lebih spesifik kepada Tuhan yang dikenal secara supranatural. Wahyu khusus menyatakan bahwa adanya providensia berhubungan dengan setiap orang yang istimewa memiliki relasi dengan yang pasti ketika mandat yang Allah berikan tidak dilaksanakan dengan baik akan berdampak buruk bagi alam dan anak cucu sebagai ahli waris yang akan mengalami penderitaan. Manusia perlu menjalankan misi dari mandat budaya yang Allah perintahkan supaya dikelola, dijaga dengan memberikan kehendak bebas kepada manusia dalam menjalankan mandat yang Allah berikan. Manusia perlu menggunakan kehendak bebas dengan baik guna mencapai kekekalan. Oleh karena itu, kehendak bebas manusia digunakan sebagai usaha dalam memelihara jagat raya. Berkaitan dengan pemeliharaan Allah manusia harus bertindak dalam melaksanakan tanggung jawab dalam memelihara seturut dengan kehendak Allah. Pemeliharaan Allah juga dilakukan melalui mukjizat yang mengadakan perbuatan ajaib terhadap ciptaan-Nya. Contoh kejadian ini adalah saat penyelamatan Israel dari kejaran tentara Mesir dalam Alkitab Kej. 1229-42. Pekerjaan mukjizat terjadi melampaui rasio manusia. Allah melaksanakan semua hal yang tidak bisa menjadi dan ini merupakan rencana Allah dan menjadi pemeliharaan Allah yang penuh dengan Allah adalah pemeliharaan Allah dalam menyediakan kebutuhan pasangan Kejadian 21824, dan Tuhan membuktikan tidak hanya dalam menyediakan makanan, tetapi juga dalam menyediakan kebutuhan pasangan hidup. Pemberian pasangan hidup telah terpenuhi sejak awal penciptaan manusia pertama. Rosang, “Studi Kritik Teori Penciptaan Dalam Kejadian 11-2 Suatu Kajian Terhadap Argumentasi Teori Celah.”4. “Pertanyaan-Pertanyaan Mengenai Theologia,” accessed October 5, 2021, Berkof, Teologi Sistematis, Daud M Adam et al., Konsep Mandat Budaya Sebagai Upaya Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Angewandte Chemie International Edition, 611, 951–952. 7, 2020 6. TUHAN SEBAGAI PENCIPTA TUHAN SEBAGAI PENCIPTA JAGAD RAYA BERDASARKAN KITAB KEJADIAN PASAL 1-2 Ririn Valentina Halawa 24 Sepengetahuan Tuhan, ia berencana untuk memberikan pasangan hidup yang akan mewujudkan kesejahteraan hati manusia melalui pernikahan. Tuhan memberikan misi budaya. Tuhan telah memberikan semua umat manusia misi budaya untuk menjadi manusia mengelola, memelihara jagat raya Maz. 11516. Berkaitan dengan pemeliharaan Allah, manusia bertindak dalam memelihara dirinya menurut kehendak Allah. Tuhan memberkati manusia yang mencari berkat. Manusia harus mencari, maka ia akan mendapatkan. Semua masalah terjadi dalam kehidupan manusia seperti kemiskinan, penyakit dan lain-lain berawal dari kesalahan manusia atau dosanya Kej. 323. Namun tidak tertutup kemungkinan dipakai Allah dalam mencapai tujuan-Nya dan tentu berdasarkan kedaulatan-Nya. Allah menciptakan semua ciptaan-Nya sesuai dengan kehendak dan rencananya. tak satu pun dari ciptaannya yang berada di luar kekuasaan Allah. Tuhan mempersiapkan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, dengan tujuan untuk mencapai tujuan kekal-Nya. Providensia Allah harus dipandang dalam kesempurnaan karya Allah pada ciptaan-Nya dan penggunaan kehendak bebas manusia yang dikerjakan dibawah pengawasan Allah, dimana manusia bertanggung jawab atas perintah Allah. Mandat Ilahi pembangunan atau kultural Mandat ini bertujuan untuk menata dunia supaya menjadi tempat yang baik untuk dihuni. Misi ini suci karena diberikan oleh Tuhan sendiri sebelum kejatuhan Kej. 128. Mandat ini merupakan tugas bagi manusia untuk berpartisipasi dalam usaha membenahi lingkungan jagat raya. Ini dilakukan supaya alam semesta dapat terpelihara dan tidak mengalami kerusakan, dan memastikan manusia yang berada di dunia terpelihara. Mandat ini ditujukan kepada gereja agar turut serta dalam membangun dan memelihara Ilahi pembaruan atau Spiritual Mandat ilahi pembaruan adalah amanat untuk meberitakan Injil di seluruh dunia. Misi ini bertujuan untuk membuat bumi menjadi wahana yang menyenangkan untuk ditinggali. Misi ini suci karena diberikan oleh Tuhan sendiri sebelum manusia jatuh ke dalam dosa Kej. 128. Sehingga gereja harus melaksanakan mandat spiritual yang ditugaskan bersama dengan mandat untuk melestarikan dan memelihara alam semesta. Tujuan Providensia Allah Tuhan mengatur dunia dengan tujuan membuat orang-orang yang diciptakan bahagia. Pemeliharaan Tuhan digunakan untuk mengembangkan kesejahteraan spiritual dan moral umat manusia. Ketika seseorang jatuh ke dalam dosa, dia menerima upahnya. Namun demikian, Tuhan mengatur dunia dengan tujuan menyelamatkan umat-Nya dan Hannas Hannas and Rinawaty Rinawaty, “Apologetika Alkitabiah Tentang Penciptaan Alam Semesta Dan Manusia Terhadap Kosmologi Fengshui Sebagai Pendekatan Dalam Pekabaran Injil,” DUNAMIS Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 4, no. 1 2019 55–74. “Kompasiana Syarat Dan Ketentuan,” accessed February 15, 2022, Phronesis Jurnal teologi dan Misi p-ISSN 2621-2684 Vol. 5 No. 1, Juni 2022 e-ISSN 2615-4749 25 mempersiapkan diri untuk diselamatkan dan menerima hidup yang kekal. Pemeliharaan Tuhan adalah pekerjaan Tuhan untuk melaksanakan apa yang diciptakan agar tetap ada. Hubungan antara tindakan Allah dalam pemeliharaan dengan kebebasan manusia, Ia tidak mengekang ketika manusia melakukan kejahatan. Akan tetapi kadang-kadang Allah mengekang manusia ketika bertindak di luar dari kebebasannya. Allah memberikan kesempatan hingga sampai pada tingkatan tertentu dan kemudian menghentikan manusia. Akhirnya Allah selalu menggunakan kehendak dan rencana-Nya dalam memelihara jagat raya, bahkan kemarahan orang digunakannya untuk memuji nama-Nya. Dunia yang tidak percaya kepada Allah menantikan orang Kristen untuk percaya dan bertindak dalam memecahkan isu dalam lingkungan, terutama di dalam perlindungan jenis kehidupan. Pada akhirnya, partisipasi Kristen dalam pekerjaan perlindungan adalah tindakan menghormati Tuhan dan pekerjaan-Nya. Tetapi beberapa orang yang tidak percaya atau menghormati Tuhan juga terlibat dalam perlindungan yang Tuhan coba ciptakan. Kegiatan pemeliharaan dan pelestarian alam akan menjadi bukti nyata karakter Tuhan. Bukti providensia Allah adalah dengan adanya pemeliharan dalam penyediaan kebutuhan jasmani manusia. Dalam hal ini Allah memberikan makanan kepada manusia sejak awal manusia diciptakan. Kemudian Allah menyediakan kebutuhan akan tempat tinggal bagi ciptaan-Nya. Hal ini membuktikan betapa Allah sangat mengasihi manusia, sehingga Allah memelihara ciptaan-Nya dengan memberikan tempat tinggal. Allah juga memberikan kebutuhan pekerjaan bagi manusia Kej. 215. Sehingga, Allah menciptakan dunia beserta isinya dengan tujuan untuk memuji dan memuliakan-Nya. Dengan demikian, Allah menciptakan seluruh ciptaan-Nya, seturut kehendak dan rencana-Nya. Tidak ada satupun ciptaan yang berada di luar dari penguasaan tangan-Nya. Ia berkuasa dan berdaulat penuh terhadap ciptaan-Nya. Sehingga, Allah mengatur seluruh alam semesta dan yang hidup di dalamnya. Allah mengatur planet-planet sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya, untuk mencapai tujuan-Nya yang kekal. IV. Kesimpulan Narasi penciptaan dalam Kitab Kejadian 1-2 menunjukkan Allah sebagai pencipta Alam semesta. Ini penting diketahui manusia agar manusia menunjukkan hubungan Allah dengan ciptaannya sehingga dengan melihat karya Allah manusia mengucap syukur dan memuliakan-Nya. Allah membuat semesta dan segala sesuatu yang ada di alamnya dengan begitu baiknya. Titik puncak karya penciptaan Allah adalah manusia. Allah menciptakan langit dan bumi karena kuasa Firman. Sehingga, Firman Allah adalah alat utama dalam penciptaan. Dengan demikian, Firman Allah merupakan indera primer pada penciptaan. Dengan demikian penting bagi manusia untuk mengenal sains dan filsafat, namun orang Kristen harus belajar bahwa Filsafat tidak akan mengantar manusia pada Kristus. Berpijak dalam beragam hambatan saat ini, manusia wajib mulai menyadari bahwa sains dan kepercayaan wajib di usahakan memperoleh tempat dengan syarat yang baik. Dibutuhkan upaya yang menjembatani upaya masuk dalam integrasi. Acuan integrasi menerangkan adanya sains dan kepercayaan secara buatan sebagai akibatnya membentuk kajian baru. Ini dilakukan agar upaya menggabungkan keduanya pada suatu kerangka tunggal dapat terjadi. Sehingga, dengan menggunakan metode konsep ruang, Sipahutar, “Penciptaan Dalam Sastra Hikmat Perjanjian Lama Serta Implikasinya Bagi Pemeliharaan Alam.”1. TUHAN SEBAGAI PENCIPTA TUHAN SEBAGAI PENCIPTA JAGAD RAYA BERDASARKAN KITAB KEJADIAN PASAL 1-2 Ririn Valentina Halawa 26 waktu, materi, kausalitas, pikiran, roh, dan Allah dapat dipakai secara buatan pada teori dan penelitian teologis juga ilmiah. Dengan menghubungkan antara sains dan kepercayaan, manusia akan mengetahui, keberadaan alam semesta dan mengetahui mengapa kita terdapat di dunia ini. Dalam teologi Kristen, pemeliharaan diatur sebagai aktivitas konstan Sang Pencipta. Pemeliharaan Tuhan tidak hanya terwujud dalam ketentuan fisik Tuhan, tetapi juga secara rohani. Pengorbanan Yesus Kristus dalam dosa Anda dan penebusan dosa saya adalah bukti pemeliharaan Allah Yohanes 316. Bentuk rasa syukur manusia kepada Tuhan adalah menunaikan kewajiban dan tanggung jawab kita untuk menguasai bumi dengan alasan yang baik. Sehingga pada akhirnya Allah membangkitkan umat-Nya dengan meluangkan waktu dan wahana bersama-Nya di sorga, supaya di masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah sesuai dengan kebaikan-Nya kepada kita dalam Kristus. V. Referensi Bavinck, Herman. Dogmatika Riformed. Surabaya Momentum, 2012. Fanny, “SAAT IMAN DAN AKAL BERBENTURAN ALAM SEMESTA MENURUT AJARAN ALKITAB DAN EVOLUSIONISME Oleh Fanny Y. M. Kaseke, SP., no. April 2017 1–11. Hannas, Hannas, and Rinawaty Rinawaty. “Apologetika Alkitabiah Tentang Penciptaan Alam Semesta Dan Manusia Terhadap Kosmologi Fengshui Sebagai Pendekatan Dalam Pekabaran Injil.” DUNAMIS Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 4, no. 1 2019 55–74. Harefa, Juliman. “Makna Allah Pencipta Manusia Dan Problematika Arti Kata Kita’ Di Dalam Kejadian 126-27.” EPIGRAPHE Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani 3, no. 2 2019 107. Hartanto, Rizal Septa Wahyu, and Hasan Dani. “Studi Literatur Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Software Autocad.” Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan 2016 1–6. Jonar H. Situmorang, MA. Matinya Teori Evolusi. Yogyakarta ANDI, 2006. Kartiningrum, Eka Diah. “Panduan Penyusunan Studi Literatur.” Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit, Mojokerto 2015 1–9. MANUSAMA, LEDY. “Allah Dan Alam.” KENOSIS Jurnal Kajian Teologi 1, no. 2 2019 187–203. Mehdi, Mir, and Behboodi Tolon. “Explanation of Stephen Hawking ’ s Fallacy of the Big Bang Theory and Denial of the Existence of God” 15 2021. Nurlita, A A. “Studi Literatur Pengaruh Hasil Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Dan Hasil Belajar Kewirausahaan Terhadap Keputusan Rencana Karier Peserta.” Prosiding Seminar Nasional UNS Vocational Day 2016 140–144. Rosang, Djonly J. R. “Studi Kritik Teori Penciptaan Dalam Kejadian 11-2 Suatu Kajian Terhadap Argumentasi Teori Celah.” HUPERETES Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 1 2019 62–78. Sipahutar, Roy Charly HP. “Penciptaan Dalam Sastra Hikmat Perjanjian Lama Serta Implikasinya Bagi Pemeliharaan Alam.” Fidei Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 3, no. 2 2020 202–227. Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika. Jawa Timur Gandum Mas, 2015. Ware, Archimandrite Kallistos. THE ORTHODOX WAY. Vol. 148. America Eerdmans Phronesis Jurnal teologi dan Misi p-ISSN 2621-2684 Vol. 5 No. 1, Juni 2022 e-ISSN 2615-4749 27 Printing Co, 1986. Wilcox, Donald J. “Science and Creation in the Middle Ages Henry of Langenstein d. 1397 on Genesis.” History Reviews of New Books 4, no. 10 1976 224–224. Yaniawati, Poppy. “Penelitian Studi Kepustakaan.” Penelitian Kepustakaan Liberary Research, no. April 2020 15. Yotham, Yohanes. “Iman Dan Akal Ditinjau Dari Perspektif Alkitab.” Jurnal Simpson Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 2, no. 1 2015 37–70. “Kompasiana Syarat Dan Ketentuan.” Accessed February 15, 2022. “Makalah Agama Kristen Makalah Tentang Penciptaan.” Accessed January 27, 2022. “Matthew 1 - Catena Bible & Commentaries.” Accessed January 27, 2022. “Mengenal 5 Teori Terbentuknya Alam Semesta - Gramedia Literasi.” Accessed February 15, 2022. “PANDANGAN AGAMA KATOLIK TERHADAP ALAM SEMESTA – Character Building.” Accessed October 5, 2021. “Penciptaan Accessed February 14, 2022. “Pertanyaan-Pertanyaan Mengenai Theologia.” Accessed October 5, 2021. “What If the Universe Had No Beginning? Live Science.” Accessed February 16, 2022. Chatarina SuryantiRoberto Reno SitepuIs education on theological virtues and moral virtues still relevant to help victims of sexual violence? This article was written to see the importance of education on theological and moral virtues to help victims of sexual violence. The method used for research includes descriptive qualitative research which is carried out by combining field research and literature. Based on the research conducted, it was found that all respondents stated that education on theological virtues and moral virtues was still relevant to helping sufferers because of sexual violence. Therefore, a concept of personal theological and moral virtue is needed as a strategy to maintain and develop the integrity of creation and to experience oneself as the image of Charly HP SipahutarArtikel ini adalah suatu upaya mencari makna ekoteologis dari teks penciptaan yang ada dalam Sastra Hikmat Perjanjian Lama. Subordinasi tema penciptaan dengan tema teologi lain dalam Perjanjian Lama membuatnya tidak dapat berbicara secara utuh. Demikian pula upaya yang dilakukan dalam menggali tema penciptaan biasanya hanya seputar teks dalam kitab Kejadian, hal tersebut menafikan bahwa ada bagian lain dalam Perjanjian Lama yang berbicara lantang tentang tema penciptaan ini. Oleh karena itu tulisan ini mencoba mengeksplorasi tema penciptaan dari bagian Sastra Hikmat Perjanjian Lama dengan menggunakan metode studi pustaka, meneliti sumber-sumber referensi dari penelitian yang berkaitan dengan teks terpilih dan mengimplementasikannya bagi tanggung jawab umat terhadap pemeliharaan alam. Hasil penelitian mengemukakan bahwa manusia adalah ciptaan yang bertanggung jawab menjamin keteraturan alam, hikmat Tuhan memampukan manusia untuk menjadi sahabat alam. Juliman HarefaArtkel ini merupakan studi eksegetis kitab Kejadian 126-27, untuk memahami tentang siapa Allah pencipta, mengapa Allah menciptakan manusia yang disebut sebagai makhluk mulia dan mengkaji makna segambar dan serupa dengan Allah. Kajian ini menggunakan metode hermeneutik spiral dari teks kepada konteks yaitu studi eksegetis yang mengungkap makna teks asli Alkitab dan implementasi makna teks asli pada masa kini. Tugas eksegese adalah proses mendapatkan makna yang tepat dari bahasa Ibrani tentang topik tulisan, untuk itu dilakukanpekerjaan mencari maknaasli dari kata-kata kunci dalam bahasa Ibrani, sebagai bahasa asli yang digunakan dalam menulis kitab Kejadian. Berikutnya, memberikan makna teologis dari studi kata-kata bahasa Ibrani tersebut untuk diimplementasikan. Kajian teks kata Elohim, Yahwe/Adonay dan Kita mengandung arti kemahasucian, kemahakuasaan, keagungan dan kemuliaan Sang Pencipta alam semesta. Allah pencipta tersebut menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, sehingga manusia memiliki “potensi ilahi” yang tidak dimiliki oleh makhluk lain yang diciptakan oleh Allah. Potensi ilahi adalah citra diri manusia yang memiliki jiwa akan dipahami sebagai kualitas sumberdaya manusia itu sendiri yakni potensi spiritualitas, rasio, kehendak yang akan diaplikasikan dalam dunia sekuler, budaya dan pendidikan di era milenial. Kata-kata kunci Elohim, Allah, Hermeneutik, Kejadian, EksegeseFenghui's cosmology has penetrated people's understanding and this must be confronted with apologetics originated from the Bible. This study found three main things. First, the universe was created by God and God is personal. Second, humans are created by God but humans are not God. Third, the universe is not eternal, therefore anything that is sought to obtain a longer life as taught through Fengshui's cosmology is futile. Humans seek eternal life, this is only possible through receiving the forgiveness of Jesus Christ. The method used in this study is presuppositions based on the Bible to present objective truths. Presuppositions are supported by various related literature that addresses this theme is certainly placed under the authority of the Bible. Abstrak. Kosmologi Fenghsui telah merambah dalam pemahaman masyarakat, hal ini harus dihadapi dengan apologetika yang bersumber dari Alkitab. Penelitian ini menemukan tiga hal utama. Pertama, alam semesta diciptakan oleh Allah dan Allah itu berpribadi. Kedua, manusia diciptakan oleh Allah tetapi manusia bukanlah Allah. Ketiga, alam semesta tidak bersifat kekal, sehingga apa pun yang diupayakan untuk memperoleh hidup yang lebih lama long life seperti yang diajarkan melalui kosmologi Fengshui adalah kesia-siaan. Manusia mencari hidup yang kekal, hal ini hanya dimungkinan melalui menerima pengampunan Yesus Kristus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah presuposisi yang didasarkan pada Alkitab guna menyuguhkan kebenaran yang obyektif. Presuposisi didukung oleh berbagai literatur terkait yang membahas tema ini, tentu ditempatkan di bawah otoritas Literatur Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Software AutocadRizal HartantoHasan Septa WahyuDaniHartanto, Rizal Septa Wahyu, and Hasan Dani. "Studi Literatur Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Software Autocad." Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan 2016 ANDI, 2006. Kartiningrum, Eka DiahH JonarM A SitumorangMatinya TeoriEvolusiJonar H. Situmorang, MA. Matinya Teori Evolusi. Yogyakarta ANDI, 2006. Kartiningrum, Eka Diah. "Panduan Penyusunan Studi Literatur." Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit, Mojokerto 2015 of Stephen Hawking ' s Fallacy of the Big Bang Theory and Denial of the Existence ofMir MehdiBehboodi TolonMehdi, Mir, and Behboodi Tolon. "Explanation of Stephen Hawking ' s Fallacy of the Big Bang Theory and Denial of the Existence of God" 15 2021.Studi Literatur Pengaruh Hasil Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Dan Hasil Belajar Kewirausahaan Terhadap Keputusan Rencana Karier PesertaA NurlitaNurlita, A A. "Studi Literatur Pengaruh Hasil Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Dan Hasil Belajar Kewirausahaan Terhadap Keputusan Rencana Karier Peserta." Prosiding Seminar Nasional UNS Vocational Day 2016 J R RosangRosang, Djonly J. R. "Studi Kritik Teori Penciptaan Dalam Kejadian 11-2 Suatu Kajian Terhadap Argumentasi Teori Celah." HUPERETES Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 1 2019 C ThiessenTeologiSistematikaThiessen, Henry C. Teologi Sistematika. Jawa Timur Gandum Mas, 2015. Ware, Archimandrite Kallistos. THE ORTHODOX WAY. Vol. 148. America Eerdmans Phronesis Jurnal teologi dan Misi p-ISSN 2621-2684Allohbersifat kuasa (Qudroh), maka keadaan Alloh itu pasti Dzat yang maha berkuasa (Qoodir) dan seterusnya. 14. Adanya Alloh itu Dzat yang berkuasa (Qoodir) 15. Adanya Alloh itu Dzat yang berkehendak (Muriid) 16. Adanya Alloh itu Dzat yang mengetahui (‘Aalim) 17. Adanya Alloh itu Dzat yang hidup (Hayyun) 18.
Pengguna Brainly Pengguna Brainly Alam semesta ini pasti ada yang menciptakan dan yang menciptakan alam semeta ini adalah Allah Swt. Maka dari itu Allah mempunyai sifat wajib wujud ada.PembahasanSifat-sifat Allah merupakan sifat-sifat yang terdapat pada dzat Allah, yang dimana sifat-sifat Allah dibagi menjadi 3 kelompok yakni sifat wajib Allah, sifat jaiz Allah, dan sifat mustahil Allah. Sifat wajib berarti sifat-sifat yang pastinya melekat pada dzat Allah. Sifat wajib berjumlah 20 dan diklasifikasikan menjadi 4 golongan, yakniNafsiyahberjumlah 1 berjumlah 5 berjumlah 7Qudrat. Iradat.' berjumlah 7 SOALSalah satu sifat wajib Allah yaitu wujud yang mempunyai arti "ada", maksudnya adalah keberadaan Tuhan dipastikan ada namun kita tidak dapat melihatnya. Salah satu bukti adanya keberadaan Tuhan, yaitu terciptanya alam semesta, adanya kitab-kitab suci, adanya malaikat, nabi, dan suci Al-Qur'an yang menjelaskan tentang siapa yang menciptakan alam semestaQS. Al-Baqarah ayat 29هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖArtinya"Dialah Allah yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia maha mengetahui segala sesuatu."Pelajari lebih lanjutJelaskan sifat-sifat Allah sifat-sifat Allah sifat wajib Allah jawabanKelas 10 MAMapel Akidah AkhlakBab 2 - Ayo Mengenal Sifat-sifat Allah kategorisasi kunci wujud, sifat wajibPencipta dengan yang dicipta pasti? berbeda. bersama bersaudara berpahala Semua jawaban benar Jawaban A. berbeda.. Dilansir dari Ensiklopedia, pencipta dengan yang dicipta pasti berbeda.. Baca JugaPada pembelajarn dengan pendekatan scientifik, seorang guru harus memodifikasi peralatan olahhraga sesuai dengan karakteristik peserta didik. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memodifikasi media dalam pembelajaran PJOK kecuali;?Banyak menggunakan penalaran, kritis suka menganalisis, berpikir rasional, kembali ke teori, konsep, hukum, tidak suka pendapat yang subyektif, penuh pertimbangan tidak suka spekulatif, tegas/kuat pendiriannya, tidak mudah terpengaruh Menurut HONEY & MUMFORD merupakan ciri dari golongan?Pergaulan yang mengarah pada persatuan dan kesatuan bangsa didasari sikap?Perhatikan pernyataan pernyataan Terhindar dari berbagai penyakit kulit dan kelamin2 Terhindar dari dehidrasi3 There bebas dari bau yang tidak sedap di sekitar kulit dan kelamin4 Aktivitas buang air kecil dan buang air besar tidak terganggu5 Meningkatkan daya tahan tubuh. Pernyataan yang benar mengenai manfaat menjaga kebersihan organ reproduksi ditunjukkan oleh angka?Bagian yang berfungsi sebagai tempat batu yang akan dilontarkan adalah?